Danrem Lilawangsa-Aceh Bantah Tuduhan Prajurit Rampas Bantuan Bencana

8 hours ago 3

Jakarta, CNN Indonesia --

Komandan Korem (Danrem) 011/Lilawangsa, Kolonel Inf Ali Imran membantah tuduhan terkait perampasan bantuan bencana di Aceh oleh prajurit TNI.

Namun, klaimnya, sebaliknya prajurit justru mengamankan bantuan tersebut untuk didistribusikan kepada masyarakat terdampak bencana hidrometeorologi di Aceh.

"Saya Danrem 011/Lilawangsa, Kolonel Inf Ali Imran, membantah keras atas tuduhan kepada anggota TNI, merampas bantuan yang ada. Salah itu," kata Kolonel Inf Ali Imran, di Lhokseumawe, Aceh, Minggu (14/12) seperti dikutip dari Antara.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kolonel Ali Imran menegaskan TNI melaksanakan perintah dari Menko Polkam dan dan BNPB untuk mengamankan logistik yang turun dari Pelabuhan. Selanjutnya, logistik itu dibawa ke Korem sebagai Posko Bencana yang telah ditetapkan BNPB.

"TNI hanya menjalankan tugas membantu mengangkat bantuan dari pelabuhan ke posko terpadu yang dipimpin oleh BNPB, kemudian bantuan ini akan didistribusikan ke wilayah-wilayah," ujarnya.

Putra asli Aceh ini mengatakan, sistem pengambilan bantuan tercatat, baik barang masuk maupun keluar, apalagi proses ini turut didampingi keuchik (kepala desa), Camat, Babinsa, dan Babinkamtibmas.

Menurutnya upaya itu bertujuan agar semua masyarakat yang terdampak bencana mendapatkan bantuan yang adil dan merata. "Biar kita bisa mendata dengan jelas, desa mana yang sudah dapat dan mana yang belum," katanya.

"Jangan sampai terjadi ada desa yang tidak mendapatkan bantuan, misal, ada desa yang mengaku belum dapat bantuan, namun setelah dicek, ternyata sudah berulang kali dapat, sedangkan masih ada desa lain yang belum dapat bantuan, jadi kita atur dengan jelas," ujarnya.

Dirinya juga mengaku sejak terjadi bencana alam di Aceh pada akhir November lalu, pihaknya terus berupaya untuk membantu kesulitan masyarakat. Bahkan sampai saat ini, sambungnya, para prajuritnya terus berjuang dan berupaya keras membantu penanggulangan pascabencana Aceh hingga menuju pemulihan.

"Ya, tidak ada niat kami untuk merampas, saya sudah tiga minggu jungkir balik nih, saya orang Aceh, tidak mungkinlah, saya mau merampas bantuan untuk masyarakat saya sendiri," tegasnya.

Kolonel Ali Imran menjelaskan, bantuan itu untuk seluruh daerah terdampak bencana di 12 kabupaten/kota yang ada di wilayah kerjanya, termasuk Bener Meriah, Aceh Tengah, dan Kabupaten Gayo Lues yang masih didistribusikan melalui jalur darat secara estafet.

"Bahkan saya perintahkan Dandim Aceh Utara, akan membawa secara estafet sampai ke kilometer 42. Sekarang dari Bener Meriah sudah banyak turun untuk mengambil bantuan," ujarnya.

Menurutnya, beberapa waktu lalu juga sempat ada peristiwa pembegalan oleh sejumlah kelompok orang terhadap kapal pengangkut bantuan beberapa hari lalu di tengah laut. Sebagai pimpinan TNI di Korem, tidak ingin kejadian itu terulang.

"Jadi biar jelas siapa yang mengambil, dan fitnah itu. Kejadian berapa hari kemarin, padahal turut membawa bantuan dengan kapal ada TNI, tetapi dia masih berani, dengan mengatas namakan seseorang, terus ambil. Itu tidak boleh," katanya.

Danrem Ali Imran menegaskan bantuan yang ada bukan punya pribadi, melainkan dari pemerintah pusat, Kementan, Bapanas, relawan-relawan donatur asal Jakarta maupun daerah lainnya yang mengirim ke Aceh.

Dalam kesempatan itu, dirinya juga mengimbau kepada masyarakat, khususnya yang terdampak bencana, agar tak mudah terprovokasi isu-isu tidak benar.

"Kita minta kepada masyarakat untuk mengerti dan bersabar, kita sedang mengalami bencana dan berupaya agar cepat pemulihan," ujarnya.

"Apalagi kita orang Aceh, mayoritas agama Islam, memfitnah orang lain itu dosa. Keinginan kita bersama, penyaluran bantuan tepat sasaran langsung kepada korban," pungkasnya.

Sebelumnya, Gubernur Aceh Muzakir Manaf alias Mualem memperpanjang Status Tanggap Darurat Bencana Hidrometeorologi banjir dan longsor di Aceh selama 14 hari--sejak 12 hingga 25 Desember 2025.

Mualem mengatakan keputusan itu diambil karena penanganan bencana masih membutuhkan upaya intensif, terpadu, dan terkoordinasi, mulai dari evakuasi, distribusi logistik, hingga perbaikan jalan, jembatan, dan fasilitas layanan publik.

"Kita sudah survei ke lapangan kita butuh perpanjangan selama 2 minggu lagi untuk kita rehabilitasi dan infrastruktur jadi ya perlu kita perpanjang," kata Mualem pekan lalu.

Per Minggu petang, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan jumlah korban meninggal dunia akibat bencana banjir bandang dan tanah longsor di tiga provinsi Sumatra--Aceh, Sumatera Barat, Sumatera Utara--bertambah menjadi 1.016 orang.

"Hasil pencarian dan pertolongan bertambah 10 jasad, yang ditemukan di Aceh ada sembilan dan satu di Kabupaten Agam. Sehingga total yang kemarin rekapitulasi jumlah di tiga provinsi itu 1.006 jiwa, per hari ini bertambah 10 jiwa menjadi 1.016 jiwa," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB AbdulMuhari dalam konferensi pers, Minggu petang.

Sementara untuk jumlah korban hilang dan dalam pencarian, per Minggu kemarin ada 212 orang.

Kemudian,BNPB juga mencatat ada penurunan jumlah pengungsi dari 654 ribu orang menjadi 624.670. Namun, kata Abdul, pihaknya masih akan melakukan pengecekan lebih lanjut terkait jumlah pengungsi ini.

(antara/kid)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Olahraga Sehat| | | |